Rabu, 25 Mei 2011

ABU NAWAS DENGAN ANAK MESIR

Kata yang empunya cerita: Pada suatu hari datanglah seorang saudagar dari negeri Mesir ke dalam negeri Bagdad membawa dagangan terlalu banyak, lalu ia menyewa sebuah rumah yang patut akan tempat tinggal berniaga. Setelah itu maka duduklah ia berjual beli.

Tiada berapa lamanya ia pun bersahabat dengan orang kampong itu. Telah habislah dagangannya itu, ia pun hendak kembali ke negerinya; maka sebab belum dapat perahu tumpangannya, tinggallah ia pada tahun itu duduk bersuka-sukaan dengan segala orang kampong itu. Pada suatu malam ia pun bermimpi menikah dengan anak perempuan kadi yang baru itu, dengan mahar sekian banyak.

Setelah hari siang, maka pikirnya di dalam hatinya, ”Adapun mimpiku ini baiklah aku kabarkan kepada sahabat-sahabatku itu”. Pada hari itu duduklah ia bercakap-cakap dengan sahabatnya itu, lalu diceritakannya mimpinya, ”Aku bermimpi pada malam tadi, bahwasanya aku kawin dengan anak Tuan kadi itu”.
Kemudian kabar itu pun mashurlah. Maka terdengar oleh Tuan Kadi itu, lalu ia datang ke rumah anak Mesir itu serta bertanya, “Sungguhkah engkau bermimpi kawin dengan anakku dengan mahar sekian banyak”? Maka kata anak Mesir itu, “Sungguh seperti kata Tuan hamba itu”. Maka kadi itu berkata kepadanya, “Jika begitu, hendaklah engkau member mahar anakku itu”!

Jawab anak Mesir itu, “Tiadalah hamba mau membayar mahar itu, karena hamba hanya bermimpi. Tidak hamba kawin dengan sebenar-benarnya”. Maka kadi itu pun merampas segala harta anak Mesir itu. Setelah sudah dirampasnya, maka katanya, “Belum lagi cukup hartamu ini akan pembayar mahar anakku itu”!

Oleh kadi itu dihalaulah anak Mesir itu, hanya kain di badannya sajalah yang lepas. Setelah itu anak Mesir itu pun pergilah membawa dirinya ke mana-mana mengadukan halnya. Tapi seorang pun tiada memberi jawab kepadanya. Maka ia pun menjadilah seperti orang gila; hanya minta sedekah, maka ia dapat makanan.

Pada suatu hari berjalan-jalanlah ia minta sedekah ke rumah seorang perempuan tua. Maka perempuan tua itu bertanya kepadanya, “Hai, Polan! Engkau ini datang dari mana”? Jawab anak Mesir itu, “Hamba ini datang dari Mesir membawa dagangan masuk ke dalam negeri Bagdad ini. Tiba-tiba hamba mendapat fitnah yang besar. Segala harta hamba habislah dirampas oleh Tuan Kadi di dalam negeri ini”.

Kata perempuan itu, “Baiklah engkau pergi kepada Abu Nawas, minta bicarakan halmu. Akan tetapi baiklah nanti aku tolong, dan aku antarkan engkau pergi kepadanya”. Anak Mesir itu pun berkata kepada orang tua itu, “Pergilah engkau dahulu ke hadapan Abu Nawas itu, boleh engkau katakana kepadanya segala hal ihwalku ini.

Setelah itu pergilah orang tua itu mendapatkan Abu Nawas. Adapun Abu Nawas tengah duduk mengajar muridnya membaca kitab. Oleh perempuan tua itu dikhabarkanlah kepada Abu Nawas segala hal ihwal anak Mesir itu. Setelah itu pergilah ia kepada anak Mesir itu, lalu dibawanya dia ke hadapan Abu Nawas. Serta datang, maka anak Mesir itu pun mengabarkan segala peri halnya kepada Abu Nawas, katanya, “Adapun hamba ini datang dari negeri Mesir membawa dagangan masuk ke dalam negeri Bagdad ini. Maka alih-alih akan beruntung, hamba mendapat fitnah; Tuan Kadi itu mengambil harta hamba semuanya, “lalu diceritakannya halnya dari permulaan sampai kepada kesudahannya.

Kata Abu Nawas, “Hai, orang muda! Sebagaimana kaukatakan kepada hamba ini, dapatkah kaukatakan demikian juga di hadapan Raja Harunnurasyid”? Jawab anak Mesir itu, “Bolehlah, akan hamba katakan dengan sebenar-benarnya”. Maka berkata pula Abu Nawas, ”Dimana engkau tinggal? Dan apabila aku hendak menyuruh memanggil engkau, di mana aku suruh mencari”?    

Kata anak Mesir itu, “Pada tempat perempuan tua yang berjual kahwa itu, disanalah hamba diam, dan ialah yang memberi makan hamba”. Setelah itu kembalilah ia ke tempat perempuan tua itu. Kalakian maka Abu Nawas pun berkata kepada muridnya, “Baiklah engkau simpan kitab-kitab engkau ini dan pulanglah engkau sekalian ke rumahmu masing-masing; sediakanlah cangkul dan penggali, kapak, bakul dan batu. Dan datanglah engkau pada mala mini kepadaku serta membawa perkakas itu sekalian”!

Setelah itu sekalian muridnya itu pun pergilah masing-masing pulang ke rumahnya serta berkata sama sendirinya, “Ajaib sekali yang hendak diperbuat oleh guru kita Abu Nawas, pada malam itu”! segala muridnya itu pun datanglah mendapatkan Abu Nawas pada malam itu, seraya membawa perkakas-perkakas itu.

Kata Abu Nawas, “Hai, kamu sekalian! Pergilah pada malam ini memecahkan rumah kadi yang baru jadi itu! Barang siapa bertanya kepadamu, jangan kamu pedulikan, melainkan pecahkan juga rumahnya itu; Katakan akulah yang menyuruh memecahkan. Dan barangsiapa hendak melempar, maka engkau pukul dan engkau lempar dia dengan batu!”

Setelah sudah Abu Nawas berkata demikian, sekaliannya pun pergilah memecahkan rumah Kadi itu. Maka Kadi itu pun terkejutlah dari tidurnya. Katanya kepada murid itu sekalian, “Siapakah yang menyuruh pecahkan rumahku ini”? Jawab murid Abu Nawas. “Guru kami, Abu Nawas, yang menyuruh kami memecahkan rumahmu ini”!

Pada ketika itu juga datanglah orang kampong itu hendak melawan; akan tetapi mereka itu tiadalah boleh dekat pada tempat itu, karena murid Abu Nawas itu terlalu banyak. Setelah hari siang masuklah Tuan Kadi itu ke dalam istana menghadap Amirulmukminin Harunnurasyid akan mempersembahkan perihal rumahnya itu dipecahkan oleh murid Abu Nawas. Pada hari itu terlalu banyak orang berhimpun pada majelis raja itu. Maka Sultan Harunnurasyid menyuruh memanggil Abu Nawas, maka pergilah orang itu melakukan titah baginda itu dan Abu Nawas pun menyuruh memanggil anak Mesir, lalu ia berjalan bersama-sama dengan dia masuk menghadap Sultan Harunnurasyid dan menyembah. Titah Amirulmukminin kepada Abu Nawas, “Apakah sebabnya maka engkau suruh pecahkan rumah Kadi itu”?

Jawab Abu Nawas, “Ya, Tuanku Syah Alam! Sebabnya patik suruh pecahkan rumah kadi itu, pada suatu malam patik bermimpi, bahwasanya kadi datang kepada patik menyuruh patik memecahkan rumahnya, itulah sebabnya rumah itu patik pecahkan, ya, Tuanku Syah Alam”. Sabda Amirulmukminin, “Hai, Abu Nawas! Bolehkah mimpi itu dilakukan? Hukum mana yang engkau pakai itu? Jawab Abu Nawas, “Bahwasanya hokum kadi juga yang patik bawa, Tuanku Syah Alam”.

Demi didengar oleh kadi jawab demikian, maka kadi itu pun menundukkan kepalanya, seraya berdiam diri; sepatah kata pun tiada dijawabnya. Setelah itu maka titah Amirulmukminin Harunnurasyid kepada Abu Nawas, “Hai, Abu Nawas, katakanlah olehmu, apakah sebabnya maka demikian perkataan itu”?

Sahut Abu Nawas, “Ya, Tuanku Syah Alam, bahwasanya adalah seorang anak Mesir datang ke dalam negeri ini berniaga, sambil membawa harta banyak sekali. Pada suatu malam ia bermimpi kawin dengan anak kadi ini dengan mahar sekian banyak. Kabar itu terdengarlah kepada kadi, lalu ia pergi mendapatkan anak Mesir itu, meminta mahar anaknya itu. Maka tiadalah mau anak Mesir member mahar anaknya itu; lalu dirampas oleh kadi segala harta bendanya, hanya kain dibadannya saja yang lepas”.

Demi didengar oleh kadi akan perkataan Abu Nawas itu, tiadalah ia berkata-kata lagi. Titah raja Harunnurasyid, “Di mana anak Mesir itu”.
“Ada di sini, Tuanku”.
“Suruh dia datang kemari!”
Maka anak Mesir itu pun datanglah ke hadapan Sultan Harunnurasyid, serta menyembah. Maka titah Amirulmukminin, “Hai, anak Mesir, ceritakan hal ihwal engkau sejak datang ke dalam negeri ini”? anak Mesir itu pun menyembah, serta menceritakan segala hal ihwalnya sampai kepada akhirnya.

Setelah Sultan Harunnurasyid mendengar perkataan anak Mesir yang demikian itu, maka Sultan pun marah dengan muka yang amat sangat kepada kadi itu, lalu dia dipecat baginda dan segala hartanya disuruh baginda rampas dan berikan kepada anak Mesir itu. Maka kadi itu pun dihukum oleh Sultan Harunnurasyid. Setelah selesai perkara itu, kembalilah anak Mesir itu dengan Abu Nawas pulang ke rumahnya. Anak Mesir itu hendak membalas budi kepadanya.

Kata Abu Nawas, “janganlah engkau beri barang suatu kepadaku. Tidak aku mau menerima sedikit jua pun”. Kemudian anak Mesir itu diamlah di dalam negeri Bagdad pula. Setelah sampai musimnya, ia pun kembalilah ke negerinya dengan selamat sejahtera. 
   

Artikel Terkait:

0 komentar:

Posting Komentar

web referer



Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
free counters