Rabu, 25 Mei 2011

DEWI AMBA AKAN MEMBALAS DENDAM KEPADA BISMA, KARENA DITOLAK CINTANYA

Tersebutlah di negara Kasi, tiga putri raja naik panggung untuk mengadakan sayembara pilih, yaitu memilih calon jodohnya. Aneh, tetapi nyata, inilah tradisi. Menurut adat istiadat gadis yang telah dewasa harus memilih jodohnya. Karena memang dikurniai wajah ayu, maka tak mengherankan kalau banyak pangeran dan putra-putra raja dari berbagai negara datang untuk mengikuti sayembara. Tidak ketinggalan pula Bisma, putra dan pewaris tunggal kerajaan Astinapura datang untuk mengikuti sayembara. Kedatangan Bisma dalam sayembara tersebut sungguh mencemaskan para peserta sayembara lainnya. Mengapa? Karena Bisma sudah terkenal sebagai pahlawan besar lagi bijaksana, sakti dan memiliki kekuatan yang luar biasa.

“Untuk apa Bisma itu datang?” Bisik para peserta “Kan ia seorang Brahmacarya, sudah berjanji tidak akan kawin seumur hidupnya. Apakah ia telah meralat janjinya?”

Putri-putri Kasi pun sama sekali tak menghiraukan atas kehadiran Bisma, bahkan mereka membuang muka ketika Bisma melihatnya, karena mereka juga menduga bahwa kedatangannya pasti bukan untuk ikut dalam sayembara, tetapi hanya menonton saja.

Dugaan mereka ternyata salah. Karena ketika Bisma melihat sikap para pangeran dan ketiga putri yang menghindari pandangan matanya itu, maka naik darahlah Bisma. Ditantangnya para peserta sayembara satu persatu dan duel terjadi. Tak ada satupun yang dapat menyaingi atau mengalahkan kesaktian Bisma. Semua pangeran dikalahkannya. Ia segera menyambar ketiga putri Kasi yang jelita itu dan dengan kereta termashurnya yang dapat terbang laksana Boeing 747, segera “take off” (tinggal landas) meninggalkan alun-alun negeri Kasi. Beda antara Boeing 747 dengan keretanya  Bisma, yaitu kalau Boeing 747 menyemburkan gas panas, sedang keretanya Bisma tak mengeluarkan suara memekakkan telinga maupun gas panas, tetapi malahan membuat angin sejuk yang mempesonakan semua pangeran yang hadir.

Namun sial, di tengah perjalanan kereta Bisma dihadang oleh prabu Salva dari negeri Saubala. Semula Salva adalah kekasih dewi Amba (salah satu dari ketiga putri Kasi) dan telah mengikat janji. Karena itu tidak mustahil “duel” antara Bisma dengan Salva terjadi. Ketika Salva kalah dan akan dibunuh oleh Bisma, maka Amba meminta agar niat Bisma diurungkan. Pendek kata Salva nyaris mati berkat pertolongan dewi Amba. Karena cintanya kepada Salva, setelah sampai di Istana Astinapura, ia segera datang kepada Bisma, dan berkatalah sewi Amba dengan sinisnya:

“Wahai Bisma, tuan mestinya tahu ajaran-ajaran Weda. Mengapa kau langgar ajaran Weda itu. Bebaskan aku, agar aku dapat mengabdi kepada kekasihku prabu Salva”.

Bisma mengabulkan permintaan dewi Amba, bahkan dengan keretanya dan diiringi para hulubalangnya, dewi Amba diantarkan kembali kepada prabu Salva. Sambil menangis dewi Amba menghadap prabu Salva dan menghaturkan sembah:

“Oh tuanku, hamba telah berketetapan hati, bahwa hamba akan mengabdi kepada Paduka Sri Maharaja Salva. Karena itu jadikanlah hamba permaisuri tuanku”.

“Duh dewi Amba, sayang sudah terlambat.” Jawab Salva. “Aku tak dapat menerima kedatanganmu, karena kau telah tahu sendiri bahwa aku telah ditaklukkan di depan umum. Sedang engkau kemudian telah ikut Bisma. Sebagai seorang laki-laki aku benar-benar merasa sangat terhina. Karena itu sebaiknya engkau kembali kepada Bisma dan kerjakan apa yang dititahkan olehnya kepadamu”.

Pendek kata dengan rasa sedih bercampur malu dewi Amba kembali kepada Bisma. Bisma mencoba membujuk Wicitrawirya agar mau menerima dewi Amba. Tetapi ia tetap menolaknya dengan alasan bahwa putri tersebut telah meletakkan hatinya kepada Salva. Mendengar penolakan secara terus terang itu menjadi remuk redamlah hati dewi Amba. Ia masih mencoba untuk dapat mengabdi kepada raja Salva, tetapi prabu Salva-pun tetap menolaknya dengan kerasnya.

Benar-benar hancur luluhlah hati dewi Amba. Pendek kata terjadilah frustasi, murung, hidupnya tak menentu, tanpa kasih, tanpa cinta dan harapanpun tiada. Paras cantik yang semula ia miliki telah menjadi keriput cekung, dan wajahnya tak bersinar lagi, pucat pasi bagaikan mayat hidup. Kepedihan dan kesedihan ini akhirnya berubah menjadi rasa benci dan dendam kesumat yang luar biasa terhadap Bisma. Ia beranggapan bahwa Bisma-lah yang menghancurkan semua hidupnya. Maka dengan tak tentu arahnya perjalanan dewi Amba sampai di pertapaan Resi Parasurama (Ramaparasu). Dewi Amba sujud dan menceritakan nasib sial yang telah menimpanya. Karena Ramaparasu tak mampu lagi bertanding secara fisik dengan Bisma, maka ia menasihatkan kepada dewi Amba, untuk kembali kepada Bisma dan menyerahkan nasibnya serta menuruti apa saja yang diperintahkan. Inilah satu-satunya jalan. Tetapi apa yang terjadi? Marilah kita ikuti kisah berikutnya.
  

Artikel Terkait:

0 komentar:

Posting Komentar

web referer



Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
free counters